Selasa, 18 Oktober 2016

Gw pikir....

Broken heart is suck. Dengan sadar, gw memilih buat pergi.
I thought I'll be fine.

Tapi kemudian beberapa hal terjadi.

Pertama kali dalam hidup gw, gw ga bisa tidur semalaman. Gw cuma bolak balik gelisah, tapi mata gw tak kunjung menutup. Besoknya, gw terkapar seharian d atas kasur seperti ayam sakit.

Nafsu makan gw menurun drastis. Gw makan sehari sekali juga udah syukur. Itupun gw paksain supaya gw punya tenaga buat ngelakuin aktivitas gw.

Berhari2, tekanan darah gw naik tak tentu arah. Heart rate gw di atas 100. Kepala gw pusing bukan main disertai keinginan mau muntah. Untuk kedua kalinya (pertama kali pas jalan di seoul dulu) gw menyerah, istirahat ta' kunjung menurunkan TD gw. Gw akhirnya menelan pil antihipertensi.

Di tengah2 pemeriksaan pasien, benak gw berbisik
"Oh, ini pasien sakit xxx. Gw bakal kasih obat z dan y. Seminggu jg bakal beres kyknya............
See, I could help my patient. I'm a good person. WHY THE HELL CANT YOU APPRECIATE ME!!!!!"

Dan kemudian....air mata gw menetes.
Dan gw harus keluar ruangan sebentar in the middle of the examination buat menenangkan diri. Diiringi tatapan heran pasien dan asisten2 gw.

Saat itulah, gw sadar.
Gw bukan cuma sekedar patah hati.
Gw hancur berkeping2.

I'm not fine.
At least, not now.