Minggu, 10 Mei 2015

Para Princesses

Seperti para gadis cilik lainnya. Anak gw penggemar princess2 keluaran disney. Beberapa mereka kenal karena banyaknya karakter2 princess tersebut yang berseliweran di buku2 mereka. Yang lain mereka kenal karena sering tayang di televisi. Cinderella, Belle, Ariel  Aurora, Snowwhite, Jasmine, Tiana,  Rapunzel, Elsa, Anna, you name it, mereka kenal semua.

Audra penggemar Ariel.
Alasannya, karena Ariel bisa berubah jadi putri duyung.

Allyssa penggemar Aurora.
Alasannya, karena Aurora pake baju yang cantik warna pink.

Gw bukan penggemar princess2 diatas.

"Kenapa mama ga suka Ariel?", tanya Audra.
"Karena Ariel ga nurut sama orang tuanya" jawab gw.

Dan kemudian gw menjelaskan panjang lebar ke Audra, kurang lebih begini:

"Ariel udah dilarang main  ke permukaan laut sama papanya , eh dilanggar. Trus malah bikin perjanjian sama nenek sihir supaya ekornya bisa di ganti sama kaki, itu kan namanya ga bersyukur. Trus dia pergi ninggalin keluarganya, cuma supaya bisa ketemu sama pangeran. Itu namanya menuruti hawa nafsu doank. Udah gitu pangerannya malah ga mau sama2 dengan Ariel. Konyol kan. Makanya mama ga suka Ariel."

Audra bakal cemberut ke gw dan bilang "Ariel ga gitu kok maaaaaa. Dia baiiiiik......".
Hehehe.....sorry de', mama tetep ga suka dengan Ariel.

"Kalo Aurora, mama suka?", tanya Allyssa.

Nope, gw ga suka, simply karena Aurora ga ngapa2in, cuma tidur doank, trus bangun2 langsung dapet jodoh pangeran tampan nan kaya raya. Bah! Pesan moral apa yang bisa ditangkep dari sana?

Untung ada cerita Aurora versi Maleficent. Jadi gw bisa menjelaskan ke anak2 gw kalo cinta sejati antar manusia yang paling tinggi tingkatannya itu antara orang tua ke anak. Tuh, buktinya Aurora terbangun dari kutukannya karena Maleficent "deep in her heart", sayaaang banget sama Aurora, dan udah nganggep Aurora kayak anaknya sendiri.

(Anak2 gw nonton maleficent?  Hehehe, ga sengaja. Ceritanya, pada suatu malam sepulang kerja, gw mendapatkan anak2 gw, bertiga dengan eyang baba sedang duduk terpaku didepan tayangan HBO, nontonin maleficent. Ampuuun!  Dan bukannya nyuruh ganti saluran, gw malah ikut duduk dan nonton bareng. Hwehehehe.....Kacau!)

Kalo disuruh memilih mana yang gw suka diantara disney princess, gw pasti memilih Mulan. (Mulan masuk kategori princess atau bukan ya?)

Kenapa Mulan? Karena Mulan cerdas. Titik.

"Tapi Mulan bajunya ga cantik ma", protes anak2 gw.

Nak, cantik aja ga cukup.
Kalian mesti cerdas kalo mau bisa bertahan hidup.

Diluar perseteruan gw dengan anak2 gw mengenai princess2 diatas, kita bertiga, sesama penggemar Frozen,  sepakat bahwa princess Anna dan Elsa adalah princess2 yang baik dan saling menyayangi saudaranya.

Se"error" nya Elsa, dia masih pake logika sewaktu ngelarang tindakan impulsif Anna yang minta kawin. "You cant marry a man you just met". Benarrrrr sekali Elsa, there's no such love at the first sight.

Anna, walaupun pecicilan ga jelas, sangat sayang sama kakaknya. Dan dia cukup cerdas buat tahu kalo masalah antara dia dan kakaknya cuma karena salah komunikasi doank. Makanya dia nekat mengarungi gunung es buat memperbaharui hubungannya dengan Elsa.

Selain princess2 yang udah dewasa diatas, ada 1 princess lagi yang kita bertiga sama2 suka. Satu2nya princess yang masih anak2, yakni princess Sofia. Yaps, udah  dua tahun terakhir ini, kedua anak gw menyukai Sofia the First. Serial anak jebolan Disney Junior.

Ceritanya, di suatu negeri antah berantah, hiduplah seorang gadis desa kecil  bernama Sofia. Usianya masih SD gitu deh. Awalnya dia tinggal berdua aja sama ibunya yang bekerja jadi pembuat sepatu di desa. Tidak dinyana, ibu nya dapet durian runtuh, kenalan sama raja dan dijadiin istri sama raja Roland. Otomatis kehidupan sosial Sofia berubah drastis. Mendadak dia jadi bagian dari keluarga ningrat. Mendadak dia punya dua saudara tiri yang seusia sama dia. Dan ternyata, mendadak jadi putri itu ga gampang, Sofia harus banyak belajar dan menyesuaikan diri.

Nah, cerita film nya bukan tentang "tips and trick" bagaimana supaya bisa dipinang raja :), tapi tentang gimana Sofia berusaha menjadi putri yang baik dan benar.

Pas pertama kali gw ngeh dengan jalan ceritanya, hasil diceritain anak2 ,  gw langsung nyengir dan membatin.  Pinter juga ya Disney ini. Dengan banyaknya kasus perceraian, secara otomatis banyak anak yang berkesempatan punya  orang tua tiri dan saudara tiri. Fenomena ini ditangkap dengan baik oleh pihak Disney dengan menelurkan Sofia the First, yang laris manis jadi tontonan anak2. Terbukti dengan merchandisenya yang ada dimana2.

Lebaran tahun lalu, adik gw pernah mengungkapkan ketidaksukaannya dengan film Sofia the First. Kurang lebih begini :

"Lu tau ga ki, Sofia itu kenapa jadi putri? Karena ibunya mendadak kawin sama raja!"

Hihihi....iya gw tau. Hidup kadang emang ga adil, dik :p.

Gw gagal paham kenapa adik gw ga suka.

Gw sih ga masalah dengan  latar belakang plot diatas.

Sofia mengajari bahwa punya keluarga baru itu ga apa2 kok.
It's OK to have a new father.
It's fun to have a new step sister  or brother or even both of them.

Dan jadi "putri yang baik dan benar" itu ternyata ga gampang loh.
Sofia harus banyak belajar dan bersabar.
Bagaimana menghadapi saudara tiri yang awalnya ga suka dengan dia.
Bagaimana "mengakurkan" temen2 lamanya dari desa dengan temen2 baru nya para putri bangsawan
Bagaimana  selera sedehana nya  bisa diterima lingkungannya yang baru

Ada satu episode yang bercerita tentang gimana Sofia ingin merayakan hari ibu berdua saja dengan ibunya, seperti dulu. Tapi ibunya menolak, karena sekarang Sofia udah punya saudara2 tiri. Jadi Sofia harus mulai belajar membagi ibu nya dengan saudara2nya yang lain.

Ga tau kenapa ya, pertama kali nonton beberapa minggu yang lalu, episode yang itu sukses bikin gw menitikkan air mata. Padahal jalan ceritanya ga mellow2 banget. Mungkin karena  ceritanya rada deket dengan realita kehidupan gw. Jadi tebersit kalo It could happen to us.

Episode itu juga yang bikin gw jadi posting tulisan ini.

Dibanding cerita2 princess disney yang lain, princess Sofia ini termasuk kategori paling aman buat anak2.

Mudah2an disney tambah kreatif dalam membuat karakter2 princess baru, yang sesuai dengan jiwa anak2.