Selasa, 30 April 2013

Di Madinah

Samar2, masih d antara sadar dan tidak, gw mendengar suara pembimbing melalui mic di bagian depan bus, "Para jemaah sekalian, kita sudah hampir memasuki kota Madinah Al Munawaroh. Di sebelah kiri kita ada mesjid Bier Ali. Itu adalah mesjid dimana nanti kita akan mengambil miqot....". Mata gw langsung terbuka lebar melawan kantuk.

Madinah! Akhirnya gw sampai di Madinah. Kota penuh cahaya yang diberkati kemuliaan. Kota pilihan dimana Rasulullah berdakwah menegakkan agama Islam hingga akhir hidupnya.

Mata gw mulai menyusuri setiap tepi kota yang dilewati bus sampai akhirnya gw bisa melihat menara mesjid Nabawi yang terang benderang d malam hari. Subhanallah...

Di madinah gw menginap d hotel Al Haram. Jaraknya cuma selemparan batu dari pelataran masjid nabawi. Bagian bawah hotelnya penuh dengan berbagai aneka toko. Demikian juga dengan bangunan2 tetangga. Rata2 hotel dengan pertokoan d lantai dasarnya. Malam itu, para pembimbing menyarankan untuk langsung beristirahat d kamar hotel, dan baru nanti jam 3 malam berangkat ke masjid Nabawi untuk sholat tahajud dan subuh bersama.

Jam 3 malam, telp berdering, membangunkan para jamaah buat bersiap tahajud. Gw dan teman sekamar berangkat agak telat. Di lobby udah ga ketemu dengan rekan2 yang memakai syal travel. Yasut, gapapa, Insya Allah bisa ketemu jalan menuju masjid Nabawi. Karena pada waktu dini hari begitu pun, kerumunan orang2 yang berbondong2 jalan menuju ke mesjid sudah terlihat. Gw tinggal ngikut arah mereka. Gw yg belum tahu peraturan terbaru mesjid nabawi sengaja ga bawa hp, daripada takut disuruh pulang lagi. Temen sekamar gw ditengah jalan baru ingat kalo d tas nya ada kamera dan juga hp. Yasut, daripada pulang lagi ke hotel, akhirnya gw bantu nyembunyiin kamera dan hp d ikatan rambutnya.

Pertama kali memasuki mesjid nabawi, yang timbul adalah perasaan kagum atas kemegahan arsitektur d dalamnya. Cuma itu, kagum. Tidak lebih dan tidak kurang. Belum ada perasaan haru yang menyeruak masuk ke dalam hati.

Di hari yang sama pada waktu Dhuha, gw dan rekan2 yang lain mulai mengantri buat masuk ke rawdah. Saat mengantri berdesak2an bersama jamaah dari berbagai travel dan berbagai negara, pembimbing travel gw berkata "Di bagian depan kiri adalah makam Rasulullah, dan disebelahnya adalah makam sahabat rasul, Abu Bakar dan Umar. Sampaikan doa dan ucapan selamat pada beliau, karena kita bisa berada di masjid beliau."

And that was the time when something happened to my heart.

Sambil terbata bata mengucapkan salam kepada rasul dan sahabatnya, seraya mulai mengucap shalawat di dalam hati, air mata mulai menetes di pipi gw.

Betapa gw berterima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk bisa beribadah d dalam mesjid Nabawi ini. Betapa gw berharap termasuk dalam barisan manusia yang d beri syafaat di hari akhir kelak.

Dan disinilah, di tengah ratusan manusia yang berdesakan mengantri masuk ke raudah, diantara para muttawif yang mengobrol, diantara teriakan komando para askar, gw berdoa dengan khusyuk, memohon petunjuk dan pengampunan dari Yang Maha Kuasa.

Ketika akhirnya gw menjejakkan kaki di raudah, mata gw sudah penuh dengan air mata. Segera gw melakukan sholat taubat 2 rakaat. Sambil tidak putus2nya memanjatkan doa pada Yang Di Atas. Rasanya belum puas berdialog dengan Nya d Raudah. Tapi teriakan askar yang menyuruh gw keluar menyadarkan gw bahwa sodara2 muslim yang lainpun punya keinginan dan hak yang sama untuk berdoa d Raudah.

Ibadah selanjutnya banyak dilakukan bersama2. Tapi, pada hari terakhir d Madinah, saat teman sekamar gw lebih memilih buat sholat dhuha d kamar hotel, gw berkesempatan buat pergi sendiri ke mesjid Nabawi. Disana kembali gw puas2in curhat dengan Yang Di Atas. Walaupun sadar pahala berjamaah jauh lebih baik, tapi gw kok ya ngerasa lebih tenang dan khusyuk saat beribadah sendirian. Ampuni hamba Mu ini ya Allah kalau Engkau kurang berkenan.

Jujur, gw ga cuma ibadah d madinah. Godaan duniawi udah mulai tampak sejak melangkahkan kaki keluar dari pelataran mesjid. Berbagai pedagang dari berbagai bangsa menjajakan berbagai macam barang menarik d sana. Scarf dan pashmina beraneka warna, jilbab panjang berbagai motif, Al Quran, bermacam2 perhiasan kalung dan gelang murah meriah, tasbih, kopiah, gamis, etc, etc,etc. Belum lagi godaan dari pertokoan d sekitar hotel. Hwaduuuuh!

Dan, inilah beberapa barang yang akhirnya terpilih untuk d angkut ke tanah air. Ada sajadah pashmina motif bunga made in India, hiasan dinding dari kain made in Syria, Al Quran bermotif Ka'bah, Boneka onta yang bisa shalawat (kyknya sih made in china nih), Jilbab panjang merangkap mukenah beraneka motif, dan ga ketinggalan pashmina ringan dengan berbagai motif meriah made in india seharga 5 riyal yang dilempar2 ke udara sama penjualnya d emperan depan pelataran mesjid nabawi.

Selain itu, kita juga d ajak keliling kota madinah. Salah satunya k masjid Quba. Syukurlah, gw pernah membaca tentang keutamaan sholat di mesjid Quba. Jadi aja sebelum pergi gw udah berwudhu d hotel dan berusaha keras menjaga wudhu. Alhamdulillah berhasil, dan bisa lsg sholat d mesjid Quba pas nyampe. Setelah itu kita ke jabal uhud dan kebun kurma. Gw ga beli apa2 d kebun kurma, mengingat pesen dian yang bilang mahaal. Tapi gw puas2in makan kurma segar disana, mumpung gratis, hihihi....

Akhirnya tiba saatnya berangkat menuju Makkah. Dengan berpakaian ihrom, kami mengambil miqot d mesjid Bier Ali. Larangan selama ihrom pun otomatis berlaku. Sebelum naik bus, ustad pembimbing menyempatkan diri memberi tausiyah dan meminta agar para suami istri, ortu anak, saling ikhlas memaafkan sebelum umroh ini d mulai. Derai tangis dan airmata pun mewarnai acara saling memafkan ini. Gw yang cuma sendiri,walaupun ikut bersalaman dan saling bermaafan, ga ikut berpartisipasi menitikkan airmata. Entahlah, pengkondisian buat menangis berjamaah begitu kyknya ga' terlalu "kena" d hati gw.

Kembali duduk d dalam bus dalam kondisi ber-ihrom, gw meninggalkan kota madinah yang tenang, meninggalkan masjid Nabawi yang megah, meninggalkan raudah. Izinkan hamba Mu ini kembali suatu hari nanti ya Rabb.

Senin, 29 April 2013

Di Jeddah

Pesawat Saudi Airlines yang mengangkut gw dari Jakarta mendarat sekitar pukul 9 malam waktu Arab Saudi, yang berarti sekitar jam 1 Waktu Indonesia Barat. Gw yang selama d pesawat ga bisa tidur udah bener2 kliyengan. Salah gw sendiri sih, bukannya berusaha tidur, gw malah nyempetin nonton "Life of Pi" d atas pesawat. Pas pulang nanti beneran gw harus minum alganax kaya'nya.

Dan dimulailah antrian d imigrasi. Gw sibuk mencari orang yang d muhrimkan ke gw, seorang bapak bernama Budi Irawan. Syukurlah akhirnya ketemu, dan tuh bapak dan istrinya yang ternyata seumuran gw, ga' keberatan gw ikut berbaris d deket mereka. Alhamdulillah d imigrasi lancar2 aja. Gw cuma dipelototin sebentar sama petugas imigrasinya trus langsung d bolehin lewat. Langsung naik bus, ternyata masih nungguin yang lain yang imigrasinya belum kelar, dan jatuh tertidur lah gw d bus. Pas bangun tau2 udah sampai hotel Al-Azhar Jeddah. Hotelnya lumayan bagus dan luas. Berasa lah kalo tidur d hotel berbintang.

Dan d hotel inilah ujian pertama dimulai. Temen sekamar gw, seorang nenek gaul yang ngakunya punya sodara orang2 penting dan kaya d jawa barat, mulai sibuk mencari korek api buat merokok. Hampir setiap bapak2 yang lewat d tanyain punya korek ga. Dan rata2 bapak2 tersebut menggeleng sambil menatap gw dengan pandangan aneh. Gw d sangkain anaknya si ibu itu kali ya, jadi mereka rada heran kok sebagai anak gw diem aja ngeliat tingkah laku si ibu yang rusuh nyari korek api. Sabaaaar ki, istighfar. Setelah akhirnya berhasil menemukan korek, dengan santainya si ibu ngerokok d depan gw, dalam kamar hotel ber AC. Lebih sabaaaar lagi ki, banyak2 istighfar....

Keesokan harinya, kita d ajak jalan2. Tadinya gw pikir bakal di ajak keliling2 d kota tua Balad yang terkenal dengan arsitektur tuanya, tapi yang ada kita diturunin di depan tempat belanja Balad Corniche. Dan diantar buat belanja d toko Ali Murah. Gw udah d pesenin sama Dian supaya jangan belanja disitu soale mahal. Tapi begitu ngeliat coklat kerikil pesenan Allyssa dan Audra, gw langsung main beli aja sekilo. Setelah itu gw langsung keluar dari toko Ali Murah dan pergi ke toko d sebelahnya, yang ternyata jreng jreng jreng... harga coklat kerikil dan juga hampir seluruh pernak pernik lainnya jauh lebih murah di bandingkan Ali Murah. Huhuhuhu...gini deh kalo keburu nafsu, ga mau denger nasehat temen yang lebih pengalaman. Yasut gw nambah lagi beli coklat kurma kemasan d toko kedua ini.

Dan selanjutnya gw keluar masuk beberapa toko. Sebenernya bukan niat mau belanja, cuma kalo berdiri doank d luar toko, berbagai penjual parfum, mainan, tasbih dan juga peminta2 langsung menyerbu kita. Dan karena peminta2nya kentara banget agresifnya, yang ada gw malah jadi ngeri dan takut. Ampuni hamba Mu ini ya Allah, tapi sungguh hati hamba belum tergerak buat bersedekah ditempat ini.

Rata2 penjual toko d sini bisa bahasa Indonesia. Ga perlu bersusah payah mengeluarkan kemampuan berbahasa asing, mereka dengan senang hati menanggapi kita belanja dengan bahasa Indonesia tercinta. Dan ga cuma bahasa Indonesia, mereka pun sangat menghargai rupiah Indonesia. Mau belanja apapun, tinggal konversi dari riyal saudi ke rupiah, dan selanjutnya tinggal keluarin rupiah dari dalam dompet dan bereslah acara belanja. Coba, kota di negara mana lagikah yang menghargai Indonesia sebegininya? :-P

Akhirnya d balad corniche ini, gw malah jadi belanja lumayan banyak. Baju hitam maroccoan style buat aunty Ana, nivea cream buat aunty Yati, Davidoff cool water parfume buat gw, dua hiasan meja dari kristal yang d dalamnya ada lukisan mesjid nabawi dan masjidil haram, satu buat gw, satu lagi buat nda dan angga, dan satu patung onta ukuran sedang yang entah kenapa pengen gw beli. Pas packing gw baru sadar bahwa ngebawa si onta tea bukan urusan yang mudah, karena kaki dan lehernya yang panjang gampang sekali patah. Dan setelah sampai d tanah air, kaki belakang onta nya ternyata tompel sedikit hiks hiks. Untung masih bisa berdiri tuh onta.

Yaps, secara keseluruhan kegiatan di jeddah kayaknya memang diperuntukkan buat belanja. Ga ada mesjid yang secara khusus d datangi. Sholat pun cukup d hotel. Padahal hotel yang gw tempati ternyata deket banget dengan mesjid Qishas, tempat hukuman pancung dilaksanakan setiap hari jumat.

Siangnya, setelah lunch, kita siap2 check out. Dari jauh gw mengamati temen sekamar gw asyik ngerokok bareng temennya dengan damai bersama rombongan bapak2 di tengah halaman hotel yang terbuka. Gw cuma tersenyum simpul. Bagaimanapun parahnya masa lalu atau tingkah laku seseorang, jika sudah berniat pergi umroh, Insya Allah ia punya niat buat memperbaiki diri d tanah suci. Dan hanya Yang Maha Tahu lah yang paling berhak menilai amalan seseorang.

Melewati istana raja, laut merah dan mesjid terapung, bus kembali melaju menuju kota tujuan berikutnya, Madinah Al Munawarroh.

Senin, 08 April 2013

During Manasik Time

Dengan semangat, gw menunggu2 kegiatan manasik. Hari H tiba, berangkatlah gw menuju tempat. Di sana sudah berkumpul 160an rekan2 yang bakal berangkat bareng gw. Dan terjadilah percakapan sebagai berikut.

Ibu 1 : "Sareng saha neng berangkat na?"
Gw : " Nyalira bu. Ibu sareng saha?"
Ibu 1 :" Abdi mah sareng caroge. Teu acan nikah nya' neng?"
Gw : (sambil tersenyum malu2) "Abdi tos gaduh putri dua bu"
Ibu 1 : "Ooooohhhh... Kunaon caroge nah teu ngiring?"
Gw : (kali ini sambil tesenyum miris) "Kebetulan baru saya yang di panggil ke tanah suci bu."

Si ibu manggut2 dengan raut wajah heran. Tapi cukup sopan untuk ga bertanya lebih lanjut.

Saat istirahat sholat dzuhur. Kembali gw ngobrol dengan ibu d sebelah gw. Dan kembali terjadi percakapan sebagai berikut.

Ibu 2 : "Neng sareng saha berangkat na?"
Gw : "Nyalira bu. Ibu sareng saha?"
Ibu 2 : "Ieu, sareng putri abdi. Berangkat berdua wae." (sambil memperkenalkan putrinya yang usianya lebih tua dari gw) " Kunaon caroge na teu ngikut?"
Gw : (Kembali pasang senyum manis) " Kebetulan baru saya yang d panggil"
Ibu 2 : "Teu na naon kitu caroge na di tinggal?"
Gw : (Tetap senyum manis) "Kebetulan baru saya yang d mampukan pergi"

Si ibu dan putrinya manggut2 mendengar jawaban gw. Entah apa yang ada d benak mereka.

Dan kembali, setelah makan siang, terjadi lagi percakapan yang sama, dengan orang yang berbeda.

Ibu 3 : "Sareng saha bu berangkat na?"
Gw : "Nyalira bu. Ibu sareng saha?
Ibu 3 : " Berempat. Sareng anak mantu. Eta putri abdi nu alit"
(Nunjukin k arah putri terkecilnya yang usia belasan tahun dan sibuk main BB)
"Kunaon nyalira? Teu sareng caroge?"
Gw : (senyum sopan) " Kebetulan baru saya yang di panggil"
Ibu 3 : (Manggut2, trus nyolekin ibu yang duduk di sebelahnya) "Ini nih, ibu ieu nyalira berangkat na" (Sambil nunjuk k arah gw)
Ibu 4: " Kunaon bu caroge na teu d candak? Teu marah kitu ditinggal?"
Gw : (Senyum pasrah, mengulang jawaban yang sama) "Kebetulan, baru saya sendiri yang d mampukan"

*sighhh... :-(

Gw sadar, para ibu tersebut ga punya maksud apa2. Pertanyaan yang terlontar murni sebagai ungkapan heran doank. Dan bukankah memang begitulah tipikal orang indonesia. Ranah pribadi merupakan pertanyaan yang paling dulu mereka ajukan.
Namanya siapa?
Udah merit atau belum?
Agama nya apa?
Kerjanya d mana?

Dan tetep....gw yang labil ini jadi patah semangat. Berada di antara manusia2 yang bersemangat untuk pergi ke tempat paling romantis di muka bumi, sambil saling bergandengan tangan dengan orang yang mereka kasihi, sementara gw cm sendiri, ternyata bukan hal yang mudah.

Kamis, 04 April 2013

She Is...

She is my senior.
She is my teacher.
She is my role model,
ever since I was a little girl.

I love her, of course.
I respect her, of course.
I mention her name everynight, when I say a little pray before I sleep.

She teaches me everything I need to know.
She helps me, the best she can, whenever I need help.
She gives me a lot of opportunities.
She improves me.

She is just an ordinary woman.
She made mistakes sometimes.
And eventhough I adore her,
sometimes we dont see "something" from the same point of view.

But I guess it's natural.
Because everybody is different.
Because we are human with free mind
We have our own consideration

I was blessed to have a person like you in my life.
You are my hero, and always will be.
But still, we're a very different type of human being

So please understand, if I see "it" differently.

Selasa, 02 April 2013

Umroh, Preparation

Here are the list of my preparation eversince gw memutuskan buat umroh setahunan yang lalu. Bukan bermaksud riya, cuma sebagai reminder buat gw.

Persiapan Batin

Ini agak sulit dijabarkan. Yang jelas, sejak berniat umroh gw berusaha memperbaiki diri. Mungkin masih jauh dari sempurna, dan gw sendiri sadar kadang tingkah laku gw masih jauuuuh banget dari "ideal". Masih sering ga sabaran dan gampang naik darah :-(, menghabiskan waktu buat ngerjain sesuatu yang ga perlu :-(, sholat sering mendekati akhir waktu :-( dan masih banyak hal lainnya. Tapi gw yakin, Tuhan Yang Maha Bijaksana masih mau menerima amalan gw dan melihat usaha gw buat menjadi lebih baik. Berikanlah pengampunan terhadap dosa dan kesalahan hamba ya Allah....Aaaamiiin.

Ga lupa gw berusaha update ilmu. Terutama yang berkaitan tentang umroh. Gw mencoba mencari tahu tentang tatacara pelaksanaan umroh baik dari buku yang di kasih travel ataupun gw browsing sendiri di internet. Buku bimbingan sholat yang dulu gw baca waktu SD juga gw pelajari ulang. Gw juga membaca buku tentang sejarah mekkah dan madinah. Membuat gw jadi lebih menghargai kedua kota suci tersebut. Gw menyempatkan diri membaca Al Quran, walaupun progress untuk khatam d tanah suci kelihatannya agak sulit nih :-(.

Tadinya gw berniat ga bawa Al Quran dari rumah, soalnya aunty gw bilang d masjid mah banyak. Tapi ustadzah yang jadi pembimbing bilang sebaiknya kita bawa AlQuran sendiri. Bisa d baca sambil menunggu, daripada bete. Iya juga sih, secara gw berangkatnya rombongan gede seratusan orang lebih, dijamin banyak dinamika nya, termasuk saling tunggu menunggu. Ga lupa sang ustadzah mengingatkan kalo bisa bawa Al Quran yang ada reslitingnya, biar bisa diselipin handphone d dalamnya. Katanya sih, ini berguna sekali kalo kita mau bawa masuk hape k mesjid nabawi. Soalnya sama penjaganya kan sering di larang tuh, takut mengganggu kekhusyukan ibadah. Gw sih nurutin saran ustadzah, bawa hape k nabawi juga tujuannya bukan buat foto2 atau telponan di dalem. Tapi lebih buat jaga2, in case gw tercecer dari rombongan, kalo ada hape kan lebih gampang komunikasi.

Satu hal lagi yang amat sangat penting, gw harus mempersiapkan mental gw dan juga mental anak2 gw buat sementara berpisah. Pas gw kasih tau ke mereka kalo gw mesti pergi beberapa hari ke tanah suci untuk beribadah, reaksi pertama mereka adalah menolak.

Allyssa bilang "Mama boleh pergi, tapi jangan lama2, malemnya pulang ya, kaya' kalo mama pergi kerja, malemnya kan pulang".

Audra lebih ekstrim lagi, sambil berurai air mata dan memeluk gw dia berkata "Mama ga boleh pergi jauh-jauh huhuhuhuhu.... Aku mau ikut mama...."

Waduhh :'(

Syukurlah kalo sekarang Allyssa udah bisa nerima dan mau mengerti kenapa gw harus pergi jauh meninggalkan dia selama beberapa hari. Sedangkan Audra, aduuuuuh...semoga di hari hari menjelang keberangkatan nanti gw udah lebih berhasil ngasih pengertian ke dia.

Memilih Travel

Awalnya gw memutuskan buat gabung dengan beberapa temen gw yang juga berencana umroh dari sumsel. Biaya yang ditawarkan cukup murah. Cuma 10 juta saja. Murah kan? Kok bisa? Apa bukan penipuan nih? Berdasarkan pengalaman teman2 sejawat yang pernah berangkat setahun sebelumnya, emang biayanya segitu. Cuma fasilitasnya agak minimalis. Tempat menginap d mekah rada jauh dari masjidil haram, harus ditempuh dengan bus, ga bisa jalan kaki. Trus pembimbingnya cuma 1 orang buat sekitar seratusan orang. Dan satu lagi rahasianya kenapa bisa murah, ada fasilitas semacam subsidi gitu dari kantornya ortu temennya temen gw (yang koordinir ke travel) yang kerjasama dengan travelnya. Ga ngerti? Sama, gw juga ga ngerti :-P Yang ada d benak gw waktu itu adalah: yang penting murah, hehehe....So bergabunglah gw disana. Lewat bantuan EA gw melengkapi segala persyaratan dan pembiayaan. Tapiiiiii...tiba2 di bulan Januari, datanglah sebuah kabar yang menyatakan bahwa, biaya umrohnya naik. Harus nambah 5 juta lagi kalo mau berangkat. Kalo ga mau nambah ya ga berangkat dan uang akan di kembalikan utuh per April 2013. Hwaduh!

Gw jadi mikir. Kalo biayanya naik, kayanya ga beda jauh sama travel2 yg ada d kota gw nih. So setelah mikir, akhirnya gw memutuskan buat pindah travel. Emang sih lebih mahal, tapi paling enggak, karena travelnya ada di kota gw, dan pemiliknya kebetulan ortu temen sekolah allyssa, kalo ada urusan2 kecil ataupun besar yang harus diselesaikan sebelum umroh, jadinya kan lebih gampang karena deket. Ga harus ngerepotin orang lain. So pindah travel lah gw. Mudah2an pilihan yang tepat ya.

Latihan Jalan

Hehehe...sebenernya dari duluuuuuu juga udah niat mau olahraga tiap pagi. Tapi pelaksanaannya selalu gagal. Sebulan sebelum tanggal keberangkatan, gw berhasil memaksa diri buat bangun pagi dan jalan pagi keliling kompleks perumahan gw. Hasilnya, tiga hari pertama kaki gw pegel2 wkwkwk :-P. Tapi setelahnya enggak kok, badan lebih segar dan tubuh tambah kurus (xixixi ini sih ngarang :-P). Manfaat lain, gw jadi tahu kalo di kompleks gw tenyata ada beraneka ragam jenis anjing hehehe... Ternyata, tiap pagi saat matahari terbit para mahluk berekor tersebut beserta pemiliknya beredar keliling kompleks.

Hasil riset di google, proses sai bakal menempuh jarak sekitar 3,5 km. Kalo tawaf, kayaknya relatif. Kalo kebetulan lagi ga padat, jarak yang ditempuh sekitar 30 menitan. Kalo lagi padat, diameter perjalanan otomatis melebar, dan bisa sampai diatas 1 jam. Belum lagi ditambah sekian ratus meter yang harus di tempuh untuk perjalanan dari hotel ke masjidil haram by foot. Gw coba ngukur pake mobil, berapa km kah rute jalan kaki gw? Dan ternyata kegiatan jalan kaki tiap pagi gw itu hanya berjarak 3,5 km sajahhh. Hiyaaaaa...masih jauh banget dari target 7 km per hari. Belum lagi medan disana udah hampir bisa dipastikan beda, penuh angin dan debu, secara gurun gitu. Pasti ga samalah dengan acara jalan santai di kompleks gw yang terletak di kaki gunung nan hijau dan menyegarkan.

Berdoa aja, semoga nanti gw diberikan kekuatan dan kesehatan buat menjalani seluruh rangkaian ibadah. Aamiin.

Mapping

Yang gw maksud mapping di sini adalah berusaha mencari tahu bagaimana perkiraan kondisi di sana. Di mana kira2 posisi hotel dari mesjid. Deket toko2 atau enggak. Banyak debu atau enggak. Trus hotelnya kira2 gimana. Buat gw, mapping ini penting, paling enggak secara mental gw udah ga terlalu kaget lagi dengan kondisi d sono.

Hotel yang bakal gw tempati di mekah bernama haneen al firdous. Kalo kata travelnya sih hotel bintang 4, trus jarak ke masjidil haram cuma 150 meter. Dan hasil riset gw menunjukkan bahwa tuh hotel termasuk bilangan hotel sederhana dengan pelayanan sekelas bintang 2 dan jaraknya ke masjidil haram sekitar 450 meter. Tuuuuuh beda kan? :-P Ya gapapa sih, gw kesana juga niatnya kan mau ibadah, bukan mau menikmati suasana hotel. Tapi paling enggak gw udah punya gambaran yang realistis tentang tempat tinggal gw nanti. Jadi ekspektasi gw juga udah disesuaikan.

Dari pihak travel bilang kalo d mekah cuacanya masih dingin belum panas. Temen gw yang baru pulang umroh bulan maret malah bilangnya gini "Ki, jangan lupa bawa bodylotion sama masker. Mekah panas. Trus ada gunung yang lagi d bongkar, jadi rada berdebu". Tuh kan beda lagi :-P. So buat yang mau umroh, cari info sebanyak2nya, jangan ngandalin info dari travel aja ya.

Pakaian dan Perlengkapannya

Berhubung aunty bulan desember baru pulang umroh. Maka gw ga perlu beli banyak perlengkapan lagi horeeee... Gw tinggal minjem nih. Tapi tetep aja, yang namanya godaan buat belanja itu emang ada ya. Yang udah ada dan siap packing di koper adalah:

Baju ihrom warna putih. Sebenernya ga ada ketentuan harus warna putih. Cuma, biasanya jamaah dari indo pakenya putih. Yasut, daripada kesasar atau ilang d kerumunan, gw ikut mutih jg lah. Lihat perlengkapan punya aunty, gubraks ternyata dia orangnya indonesia banget, seluruh pakaiannya buat umroh kmrn warnanya putih :-P. Yasut, gw tinggal mencomot 3 pasang pakaian warna putih yang paling comfort d badan gw. Salah satunya gw jadiin pakaian ihrom. Sisanya buat baju sehari2 d mekah

Pakaian sehari2. Berhubung gw ga berencana nyuci baju-baju besar d sana, jadi aja gw menyiapkan baju buat sehari2 sejumlah hari. Hasil googling, banyak yang nyaranin pake gamis panjang biar ga repot. Two pieces dress tidak disarankan. Karena selama ini selalu pake celana dan jarang pake gamis, jadi aja gw membongkar lemari si mama, dan beruntung menemukan 2 baju terusan ringan dan nyaman yang potongannya kayak gamis. Wah masih kurang nih, mari kita bongkar lemari aunty :-P. Dan dapatlah gw tambahan 2 potong gamis pinjeman. Buat warna, gw kok ga terlalu sreg dengan warna putih ya. Soalnya pas bajunya di pake kok ya menerawang gitu. Jadinya harus dilapisin lagi, malah jadi berat karena pake baju berlapis lapis. Jadi aja stok baju putih buat sehari2 cukup 2, sisanya warna lain yang ga mencolok mata. Cukup? Beluuuum, masa sih gw ga punya gamis sendiri? So tergodalah gw buat membeli SATU gamis warna hijau yang cantik :-P okeh, sekarang cukup!

Baju tidur. Ada yang bilang pake daster batik paling ok. Soalnya buat sholat tahajud atau subuh, tinggal d pakein mukenah dan siaplah kita menuju mesjid. Ringkas kan? Iya sih. Gw jg sholat d rumah pake baju tidur doank. Dan gw yakin Tuhan ga melihat dan menilai umat-Nya dari penampilan fisik. Tapiiiiiii, itu kan masjidil haram. Paling enggak gw pake baju yang rada bagusan lah daripada sekedar daster. So, bongkar2 lagi lemari (lemari gw dan lemari aunty maksudnya ;-)) dan akhirnya gw menemukan 3 gamis yang kayaknya cukup memadai buat dibawa tidur, sekalian buat dipakai ke mesjid. Disini gamis2 tersebut jadi baju kerja gw, disana nanti jadi baju tidur xixixi...

Jilbab or Bergo. Gw pilih pake bergo panjang. Biar ringkas, aman dan nyaman. Survei lemari menghasilkan: 2 bergo panjang berlengan warna broken white (lemari aunty), 2 jilbab panjang super ringan warna putih dan hitam (lemari aunty), 3 bergo pendek warna hitam dan cokelat (lemari gw). Yang pendek rencananya mau di combine dengan atasan panjang yang hoodie gitu deh. Cukup? Sebenernya cukup sih, tapi ehm ehm gw kan ga nyuci, jadi perlu tambahan donk. So gw membeli tambahan 2 bergo panjang warna hitam dan merah. Aduuuuuh godaaaan, coba ya. :-(

Ciput. Buat jaga anak rambut biar ga kemana2. Tapi karena gw udah bawa bergo, gw ga bawa ciput banyak. Cuma bawa 6 biji. Itu juga nyari yang ringan dari bahan kaos, dan yang jahitannya langsung, ga d sambung d bagian telinga kalo yang jahitannya nyambung ke bagian telinga, kadang2 suka ketarik, bikin telinga rada nongol.

Mukenah. Hmmmmm...kayanya gw skip nih, ga gw bawa, mengingat udah cukup banyak bergo panjang yang masuk ke koper.

Pakaian Dalam. Cd disposable jadi pilihan. Beli 3 pak yang isinya @7 buah. Untuk BH, hmmmm bawa sesuai hari aja deh. Dan ga lupa bawa panty liners donk.

Kaos kaki. Ternyata aunty gw udah beli yang kaos kaki wudhu 6 biji. Kata temen gw sih, kaos kaki mending bawa banyak. So gw tinggal tambahin kaos kaki gw yang udah lama nganggur d pojokan lemari. Dan 12 pasang kaos kaki panjang siap masuk ke dalam koper.

Penutup punggung tangan. Aunty punya 4 pasang. Gw pinjem 2 aja deh.

Pasmina. Sebenernya ini batik pembagian dari travel. Cuma, berhubung gw ga punya penjahit langganan dan waktu buat menjahit juga sempit, akhirnya batiknya gw jadiin pashmina panjang gitu deh. Sekalian dipake pas berangkat jadi jilbab. Di kegiatan lain, rencananya tu pasmina batik bakal merangkap jadi sejadah atau selimut atau jadi syal.

Sandal dan Sepatu.

Tadinya gw mau pake sandal sepatu crocs putih gw yang ringan dan gampang d cuci, kena air ga masalah. Buat latihan jalan pagi pun, gw selalu memakai si crocs ini. Tapi kok ya setelah semingguan, telapak kaki gw rada sakit. Kayaknya kurang ergonomis di kaki gw nih. Hehehe, ketahuan bukan crocs asli nih. Terpaksa deh nyari sepatu sandal lain yang lebih nyaman d kaki. Akhirnya gw beli crocs item ori yang ternyata emang nyaman banget di kaki :-). Ditambah lagi dua sandal bekas hotel yang slim dan ringan. Satu buat gw pake d dalam kamar hotel, satunya lagi buat di pake berkeliaran keluar sekeliling hotel.

Perlengkapan Packing dan Pendukungnya

Dari travel di kasih tau kalo cuma satu tas yang boleh masuk bagasi. Masalahnya, tas dari travel ga segede yang gw inginkan. Untuk ukuran tas yang dibawa keluar negeri, koper dari travel mah kecil buangets. Berdasarkan pengalaman aunty, kemaren pas pulang umroh, dia beli tas plastik besar. Trus itu tas plastik di tempelin ke tas koper pake jasa wrapping d bandara. Jadi itungannya tetep satu tas yang masuk bagasi. Tapi pas gw liat jadwal travel gw, bagasi buat pulang udah d kumpulin sejak pagi di depan kamar hotel dan kayaknya gw baru akan ketemu si koper pas udah nyampe di tanah air. Which means, gw harus packing dan wrapping sendiri nih d hotel. So gw ngangkut persiapan packing yang terdiri dari: tali rapiah, selotip bening gede, gunting kecil, plastik wrapping 2 buah. Ga lupa bawa (pinjem) tas plastik besar. Peralatan lain yang di siapin : Gembok, Karet gelang, plastik kresek.

Perlindungan Wajah dan Tubuh.

Gw beli satu paket perlengkapan kosmetik umroh dari wardah, jadi beberapa item yang biasanya sering dipake di tanah suci udah tersedia. Masker siap. Kacamata hitam siap. Topi lebar siap. Sunscreen siap. Krim pagi siang yang biasa di pake siap. Tissue kering dan basah siap. Handuk kecil siap. Semprotan kecil siap. Lipgloss siap.

Perlengkapan Komunikasi.

HP, BB, charger, semuanya gw angkut masuk koper. Dan akhirnya di menit2 terakhir, gw tergoda juga buat beli power bank. Yaaah, IMO tuh power bank buat sehari hari kaya'nya juga bakal kepake deh. Ga' lupa gw bawa colokan buat berbagi listrik, biar ga rebutan sengan teman sekamar. Oh ya, satu lagi gw ga lupa bawa pena.

Obat2an

Obat penunda haid primolut N jangan sampai lupa. Obat2 lain seperti antibiotik, analgetik, antipiretik, anti influenza, anti alergi, obat batuk sachet, obat anti muntah, obat maagh, obat diare, vitamin, salep untuk pegal, minyak angin dan beberapa tetes mata semuanya gw angkut masuk koper. Mudah2an gw dikuatkan dalam perjalanan ini, jadi obat2 nya ga kepake buat gw. Aaamiiin.

Yaps, begitulah sekelumit persiapan gw. Semoga bisa jadi pengingat gw buat crosscheck sebelum berangkat, ataupun jika suatu saat nanti gw diberikan kemampuan buat kembali ke tanah suci, ataupun sebagai masukan buat teman2 first timer yang mau berangkat juga. Semoga semua persiapan ini bisa membantu dan mempermudah gw dalam menjalani rangkaian ibadah nanti. Aaamiin.