Rabu, 16 Maret 2011

On the night of the shining stars

Tadi malam,  dalam perjalanan pulang, tiba-tiba aja suatu kenangan terlintas.
Gw inget, setahun yang lalu (kapan tepatnya gw lupa), dengan hati yang hancur dan pedih berantakan, gw ngirim sms, bertanya ke adik gw. Waktu itu ego gw sedang hancur berkeping-keping, dan gw pengen tau, apakah orang lain bakal ngambil langkah yang sama?
“if you were in his position right now, will you leave me?”
The answer came right away.
 “ No I wont. But then again, I will never put my family into a condition like that”
............
Cuma itu aja. Tapi gw bersyukur adik gw menjawab seperti itu. (walaupun gw yakin dia ga tau seberapa besar pengaruh jawaban sms nya ke gw). Karena kalimat itu yang jadi penghiburan dan pegangan buat gw selanjutnya.

Bahwa semuanya bukan mutlak salah gw.
Bahwa gw sebenernya cukup berharga.
Bahwa gw tidak layak diperlakukan seperti itu.
Bahwa  gw harus mulai berhenti menyiksa diri.

Sebenernya gw ga mau nginget-nginget hal ini. Karena toh hidup jalan terus. Dan pilihan juga sudah diambil. But, to be honest, rasa sedih, marah dan kecewa itu memang masih ada. And maybe that’s why while  i’m writing this, tears are falling on my face.